Jagat maya kembali dihebohkan dengan beredarnya video kekerasan pelajar di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan di Padang Mengatas Kabupaten Lima Puluh Kota.
Video tersebut mulai viral pada Sabtu 5 Agustus 2023 lalu dan saat ditelusuri sudutpayakumbuh.com sekolah tersebut merupakan SMK-PP Padang Mengatas.
Ketika dimintai keterangan, pihak sekolah membenarkan bahwa video tersebut merupakan pelajar SMK-PP yang berada di Asrama.
Pihak sekolah menambahkan bahwa motif video yang dibuat oleh pelajar tersebut hanya untuk konten.
“Itu konten kekerasan tapi mencoreng nama baik sekolah kita dan kejadiannya hari Jumat kemarin, kami mengetahui videonya dari status WA. Bentuknya screen recorder orang dan itu yang beredar di media sosial, tiktok. Anak-anak sekaranglah ya namanya, anak anak remaja sekarang pengen supaya dibilang keren,” kata Staf PPID SMK-PP Padang Mengatas Fitria Wistari saat ditemui di Kantor Sekolah pada Senin, 7 Agustus 2023.
Dalam video yang berdurasi sepuluh detik itu memperlihatkan seorang anak yang memakai seragam pramuka berkopiah hitam ketika hendak membuka pintu, dari arah dalam sebuah ruangan kamar tiba-tiba muncul satu orang anak lagi yang langsung menendang bagian dada anak berkopiah tersebut dengan menggunakan kaki kanannya.
Sehingga anak tersebut terpental ke sisi meja, lalu aksinya dilanjutkan dengan memberikan beberapa kali pukulan kearah leher bagian belakang sampai anak tersebut membungkuk, saat itu anak yang berpakaian serba coklat itu pun menendang kepala bagian belakang dan membuatnya tersungkur ke lantai.
Lebih lanjut Fitria menjelaskan jika pelajar yang terlibat di dalam video tersebut sebanyak tiga orang dan masih duduk di bangku kelas satu SMK dimana letiganya adalah anak asrama dan bukan orang asli Payakumbuh dan Lima Puluh Kota.
Saat ditanyai perihal kesehatan korban karena dari video tersebut terlihat adanya penendangan pada tubuh, pihak sekolah mengatakan tidak adanya pemukulan.
“Anak sekarang kurang paham juga kita, entah seperti apa aktingnya. Kalau kita melihat mungkin itu iya memang kena kesannya gitu, kalau orang yang gak tahu nganggap benar. Cuma kan ada video orang yang merekam di belakang kan berarti orangnya membuat konten,” ucap Fitria
Menurutnya bagaimanapun konten kekerasan ini tidak dibenarkan di sekolah. Apalagi anak ini dari asrama dan anak di asrama kalau bisa dibentuk untuk menjadi pribadi yang lebih baik daripada anak-anak di luar asrama.
“Jadi memang anak baru, dia bikin konten. Kan bangga dia namanya tu kan, kecuali dia buat konten di luar sekolah kita. Sementara ada yang melaporkan bahkan ibuk sendiri mengkonfirmasi hal ini ke sekolah kami, berartikan otomatis sekolah yang kena,” ujarnya.
Senada dengan Fitri, WK Humas SMK-PP Padang Mangateh M Rekhnin Kamil mengetahui hal ini dari Alumni SMK-PP yang melihat video tersebut dan akhirnya sampai ke pihak sekolah. Jadi tidak langsung dari siswa yang bersangkutan.
“Bukan ke saya dikirimnya mungkin ke adik kelasnya dan mereka menyangka itu pembulian, penyiksaan. Orang yang di luar yang merasa ini sekolah mereka tu sakit hatinya. Setelah dihimbau yang bersangkutan di Hari Sabtu itu ternyata hanya konten. Mengaku hanya konten,” katanya.
Sementara itu, Kamil juga menyebutkan jika anak-anak yang bersangkutann tersebut sudah dikeluarkan dari asrama dan pihak sekolah sudah memberikan sanksi berupa skorsing selama tiga bulan.
“Padahal mereka setiap Senin membaca janji siswa. Itu makanya ada sanksinya dari sekolah, skornya tiga bulan. Yang penendang atau pemeran utama dapat sanksi tiga bulan, yang jadi korban tendangan masih diproses. Diberikan kepada orang tua membimbingnya selama skorsing itu berubah atau tidak nantinya,” ujarnya.
Menurut Kamil masing-masing orang tua dari yang bersangkutan sudah dipanggil untuk datang ke sekolah. Namun masih ada orang tua yang belum memenuhi panggilan dan sedang dipanggil lagi.
“Jadi berdasarkan kontennya itu, mengembalikan kepada orangtua untuk belajar di rumah, Nanti setelah tiga bulan kita evaluasi karena membuat konten seperti itu, kemungkinan membuat yang lebih kan ada,” katanya.
Saat Upacara Bendera tadi pagi Kamil sebagai pembina upacara saat itu menyampaikan bahwa kepada seluruh siswa-siswi untuk selalu menjaga nama baik sekolah, yang berkemungkinan menjelekkan nama sekolah berhati hati. Kemudian niatkan ke sekolah itu untuk sekolah bukan untuk membuat konten.
“Karena bukan anda sendiri yang sekolah di sini, yang merasa memiliki sekolah ini bukan hanya anda, ada kakak kelas, ada yang sudah jadi apa, segala macamnya. Walaupun kita di sekolah berhadapan dengan hewan ternak, janganlah berfikiran seperti mereka,” harapnya.
Sampai berita ini diturunkan, terkait nama ketiga pelajar yang bersangkutan, demi keamanan dan privasi data para siswa, pihak sekolah tidak bisa memberitahukan nama-nama yang membuat konten tersebut.
Info Payakumbuh dan Sekitarnya Terupdate hanya di Sudutpayakumbuh.com
Jangan Tampilkan Lagi