Dilatexs Tanggo dibuka mulai dari pukul 07.00 WIB hingga 18.00 WIB, mengapa tidak dibiarkan beroperasi sampai malam dikarenakan belum adanya lampu atau pencahayaan yang masuk ke area tersebut.
Menurut Windra banyak hal yang menjadi pertanyaannya kepada pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota khususnya, apalagi apa yang sedang dibentuknya sampai hari ini memiliki potensi yang bagus untuk dijadikan tempat wisata ke depannya.
“Saya pun ada harapan juga mana tahu datang pemerintah ke sini, saya bisa minta pendapat ke pihak pihak berwenang itu. Gimana ke depannya tempat ini, ini kan suatu potensi yang bagus. Itulah yang saya sayangkan, mereka belum ada mengunjungi,” ujar pemilik Dilatexs Tanggo.
Tak hanya itu selain berharap pemerintah setempat memberikan bentuk dukungan dan perhatiannya, ia juga ingin ke depannya masyarakat mendapatkan semacam income dari Dilatexs Tanggo dengan menciptakan lapangan kerja untuk pemuda-pemudi yang berada di sekitar Sarasah Tanggo. Ia juga ingin mendapatkan arahan dari nagari setempat seputar apa yang perlu ia lengkapi dalam hal prosedur membangun ini.
“Saya gak tahu takutnya nanti saya bangun-bangun aja nanti salah jalur. Kalau saya mendatangi pun belum juga karena kita belum tahu juga tujuan utama. Nanti kalau misalnya udah datang dari nagari saya ikuti prosedurnya. Memang agak sedikit kurang modal tapi Alhamdulillah masih diberi kemudahan oleh Allah SWT untuk melaksanakannya. Sekarang beberapa udah ada yang kerja samaku di sini,” ujarnya
Untuk ke depannya sebagai terobosan baru Windra akan memperbanyak spot atau tempat yang membuat orang yang datang merasa nyaman dan tenang sehingga di Dilatexs Tanggo disediakan tikar dan gelas secara cuma-cuma.
“Itu dipake aja, parkirnya jangan dibayar, pokoknya di sini tenang. Orang-orang datang ke sini aku pengennya tenang. Pake aja tanpa bayar-bayar. Apalagi hari hari sekolah, anak-anak sering ke sini kan masih pake seragam tu. Rokok gak saya sediakan, kalau beli rokok luar terserah, kalo di Dilatexs Tanggo gak boleh. Makanan-minuman pun tetap harga standar, terjangkau oleh masyarakat,” ujarnya