SudutPayakumbuh.com – Tim dosen Program Studi Budi Daya Tanaman Pangan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh lakukan pengabdian masyarakat di Kelompok Tani Bundo Saiyo Tarantang Nagari Tarantang Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Rabu 23 Juni 2021. Pengabdian ini diawali dengan survey pendahuluan sejak 16 Juni 2021 hingga 12 Agustus 2021 mendatang.
Tim dosen yang terdiri dari Ayu Kurnia Illahi Dedeh Kurniasih, Deliana Andam Sari, dan Yummama Karmaita mengatakan kegiatan pengabdian tersebut mengangkat tema Pemanfaatan Sampah Kota Sebagai Bahan Baku Kompos Untuk Meningkatkan Kemandirian Pangan di Kelompok Tani Bundo Saiyo Tarantang. Ia menjelaskanKelompok Tani Bundo Saiyo beranggotakan lebih kurang 25 orang dengan ketua kelompok, Irma Yunizar.
“Anggota kelompok tani ini sangat antusias dengan kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan Politeknik Pertanian Payakumbuh. Sebab mata pencaharian utama masyarakat Nagari Tarantang salah satunya adalah bertani dan dengan adanya pemanfaatn sampah kota ini akan memberikan input yang baik bagi pertanian masyarakat Nagari Tarantang,” kata Ayu Kurnia Illahi.
Ia menambahkan bahwa kegiatan pengabdian diawali dengan survey pendahuluan yang bertujuan untuk mengetahui kondisi awal dari Kelompok Tani Bundo Saiyo. Kemudian juga mengetahui mengenai permasalahan sampah kota dan pengelolaan yang biasanya dilakukan.
“Pada pertemuan selanjutnya dilakukan penyuluhan ke Kelompok Tani Bundo Saiyo dengan materi penyuluhan tentang dampak negatif sampah yang menumpuk bagi lingkungan, keutamaan pemanfaatan sampah kota jika dikelola dengan baik serta tahapan pembuatan kompos dari sampah kota,” ujarnya.
Menurutnya, cara pembuatan kompos dari sampah kota sangat mudah yaitu menggumpulkan sisa sayuran atau kulit buah yang dicacah menjadi potongan kecil. Kemudian ditebarkan dipermukaan plastik hitam dan disemprotkan dengan larutan EM4 dan gula, dimana pada lapisan selanjutnya diberikan kapur dan dedak sebagai sumber makanan dekomposer.
“Proses selanjutnya menutup permukaannya menggunakan plastik hitam tersebut dan diamkan selama 1 bulan agar terjadi pengomposan. Dengan selang waktu setiap 1 minggu maka dilakukan pengadukan bahan kompos tersebut,” katanya.
Lebih lanjut, Ayu mengatakan bahwah pupuk kompos dapat dikatakan berhasil jika membentuk struktur remah dan tidak mengeluarkan bau busuk yang menyengat. Manfaat dari kegiatan pembuatan kompos dengan berbahan dasar limbah sampah rumah tangga.
“Ini dapat mengurangi sampah rumah tangga di lingkungan masyarakat dan hasil kompos dapat dimanfaatkan bagi anggota Kelompok Tani Bundo Saiyo serta mendapatkan tambahan penghasilan dari penjualan kompos sampah kota untuk ke depannya,” katanya sambil mengucapkan terima kasih atas partisipasi warga Kecamatan Harau, khususnya Kelompok Tani Bundo Saiyo.