Categories Telisik

Melihat Lebih Dekat Pameran Seni Rupa Mixed Media ‘SNAI’

SudutPayakumbuh.com – Dari pagi sampai menjelang siang cuaca di Payakumbuh sedang tidak bersahabat, beberapa kali gerimis menampakkan suasana perasaannya yang sedang galau, kadang rintik hujanya deras setelah itu berhenti, tapi selang beberapa menit rintiknya kembali datang, awet tak mau berhenti.

Akhirnya saya menunggu hampir tiga jam dari pukul 06.00 WIB pagi. Seberes hujan itu benar-benar pergi saya langsung mengendarai motor menuju kota yang ingin saya datangi, dengan durasi waktu tiga setengah jam saya sampai di kota yang diberi julukan ‘kota tercinta’ itu, siapa lagi kalau bukan Kota Padang.

Sebelum ke tempat tujuan sebenarnya, saya melipir ke tepian sungai di bawah jembatan pertama sebelum Basko Hotel. Menyusuri jalan yang begitu sejuk karena banyak pohon rindang serta rumputan hijau dipinggirannya, sepanjang jalan sebelah kiri saya melihat beberapa orang yang sibuk memancing ikan, beberapa langkah dari posisi duduk mereka ada tiga gazebo yang dijadikan untuk tempat istirahat bagi pendatang, satu gazebo dijadikan warung dan duanya lagi dijadikan tempat untuk bersantai.

Tidak menunggu waktu lama, saya memilih bersantai sejenak melepas penat, menikmati makan siang yang saya bawa dari rumah. Pandangan saya tak henti-hentinya menatap ke arah sungai yang memancarnya kilauan dari pantulan cahaya matahari itu, dari kejauhan saya melihat jembatan penyeberangan yang dilalui kereta api pada jalur rel sebelahnya. Sungguh itu pemandangan yang elok dilihat mata, dan di ujung jalan hanya ada kumpulan para kerbau yang sedang melahap dedaunan dari semak rumput yang tinggi.

Area tempat beristirahat, ditepian sungai di bawah jembatan, Padang (Foto: Laila Lubis)

Saya cepat-cepat membereskan perbekalan dan langsung meninggalkan tempat yang bisa menjadi pilihan untuk bersantai di akhir pekan itu. Tepat pukul 14.00 WIB saya mendatangi Galeri Taman Budaya Sumatera Barat, lokasi Pameran Mixed Media “SNAI”.

Acara ini diselenggarakan oleh UPTD Taman Budaya Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat  yang berlangsung dari 20 Agustus 2022 dan akan berakhir 27 Agustus mendatang. Untuk pembukaan acara di hari pertamanya dimeriahkan oleh grup musik Bandar Kertas Buram.

Dilansir dari Sumbarkita Pameran Mixed Media ini adalah gambar yang dibuat dengan perpaduan berbagai media atau teknik. Media yang digunakan bentuknya bebas, misalnya spidol, pastel, cat air, sehingga menjadi sebuah gambar yang menyatu, perfek, artistik, dan estetis.

Inilah destinasi yang ingin saya kunjungi itu, semacam pameran seni rupa dengan menampilkan karya dari 25 perupa, diantanya Alberto, Alex Fitra Junaidi, Bayu R Trisya, Benny Saputra, Berly Destionanda, Dwi Hidayat, Erlangga, Hendra Sardi, Herizqy, Imam Teguh, Jesca Delaren, Jon Wahid, Kapten Moed, Kelompok Indonesia, M Fauzul Kiram, Milpi Chandra, Mohamed Fajar Gazali, Muhammad Irvan, Nasrul Palapa, Neneng I S Nenggolan, Romi Armon, Syafrizal, Yasrul Sami B, Yon Indra, Yossy Hilda Farera.

Saat saya menelusuri ke dalam ruangan semua karya dari puluhan perupa sudah ditata dengan baik pada posisi yang sudah disediakan. Ada yang dipajang di dinding yang berlatar warna putih karena bagian dari seni rupa dua dimensi dan ada pula yang diletakkan di lantai karena bersifat seni rupa tiga dimensi. Masing-masing karya diberi nama, judul tema, dan material yang digunakan.

Salah satunya seperti karya Herizqy dengan judul tema jalur kecemasan, saat diwawancarai sudutpayakumbuh.com Herizqy mengatakan lukisan yang dibuat awalnya merupakan bekas lukisan saat kuliah di semester tujuh. Proses kreatif dalam membuat lukisan sudah dilakukan dari akhir tahun 2021, dengan melewati proses renungan yang cukup panjang, akhir Mei lukisan ini sudah terselesaikan.

“Karna terkendala bahan dan perasaan mencari gaya lukisan saya sendiri menjadi kuat, tanpa berpikir panjang pun saya langsung menggoreskan warna-warna garis ke keempat kanvas dengan ukuran 25 cm x  25 cm tapi dengan tetap menata titik agar mendapatkan komposisi yang cocok,” ujarnya.

Menurutnya pemberian tema jalur kecemasan karena sedang berada dalam kondisi yang lumayan berat dan penuh dengan beban pikiran mengenai kuliah. “Warna-warna yang dihadirkan juga melibatkan emosional pikiran dan perasaan saya,” katanya.
Karya Herizqy, “Jalur Kecemasan”. (Foto: Laila Lubis)
Berbeda dari Herizqy, salah satu karya dari 25 perupa, Nasrul Palapa membuat karya dengan tema Ribbon Series. Menurutnya Ribbon Series merupakan kumpulan dari karya yang bertema pita dan konsep karya yang mengarah pada eksplorasi dari bahan logam yang bersifat keras dan kaku, setelah dilakukan pengolahan yang sistematis maka bentuknya terlihat lunak dan fleksibel.
Karya Nasrul Papala, “Ribbon Series”. (Foto: Laila Lubis)

“Bagi saya meskipun sifat dasarmya logam, itu tetap tidak berubah. Begitu juga dengan manusia, sifat dasarnya tidak akan berubah meskipun tampilannya berubah, kira-kira seperti itu,” katanya kapada sudutpayakumbuh.com

Melihat lebih dekat Pameran Seni Rupa Mixed Media yang bertajuk “SNAI” merupakan salah satu pilihan yang bagus untuk menghabiskan waktu dengan baik, hampir dua jam saya mengelilingi ruangan dan  mendapati puluhan karya berkolaborasi dengan konsep, pemikiran dan proses kreatif yang berbeda sehingga mampu mendatangkan penikmat seni dari berbagai arah. (Lail)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *