Categories Berita Sudut

Fajri, Anak Penjaga Mimpi dari Koto Tinggi, Bersiap Menggapai Bangku Kuliah

Pada April lalu publik sempat dibuat terharu oleh kisah ayah dan anak, Pak Mursal dan Fajri. Keduanya datang jauh dari Koto Tinggi, Lima Puluh Kota, menempuh perjalanan panjang pada Senin (28/4/2024) sore dengan satu harapan sederhana yaitu agar sang anak dapat mengikuti UTBK demi meraih masa depan yang lebih baik.

Namun hasil UTBK SNBT 2025 yang diumumkan pada Selasa, 28 Mei 2025 pukul 15.00 WIB memberi kabar bahwa anak kesayangan Pak Mursal itu belum berhasil lolos seleksi. Meski demikian, tawaran indah datang dari Universitas Mohammad Natsir, Bukittinggi, beasiswa penuh hingga tamat, lengkap dengan uang saku, serta kebebasan bagi Fajri untuk memilih jurusan sesuai keinginannya, tentu dengan pertimbangan keluarga.

Pada Mei lalu, sudutpayakumbuh.com berkesempatan mewawancarai ibu Fajri, Neti Helmi. Dengan nada lirih dalam bahasa Minang, ia bercerita bahwa baik dirinya maupun sang suami tidak tamat Sekolah Dasar. Namun ada tekad yang tak tergoyahkan:

“Awak lah bodoh, jan tibo di anak cando awak bona, kok dapek handaknyo dek awak anak ko yo berpendidikan pulo mode anak urang,” ujarnya.

Di balik ladang yang terik dan dapur pengolahan yang beraroma perjuangan, Bu Neti dan Pak Mursal menulis kisah cinta tanpa syarat. Meski pendidikan mereka terhenti, mereka memahami satu hal yang paling luhur, masa depan anak harus menjulang lebih tinggi dari perbukitan tempat mereka bekerja.

Dengan tangan yang memetik kopi, cabai, mengolah gula aren, dan cokelat, mereka membayar mahal harga mimpi. Mereka menjadikannya nyata, bukan untuk dikenang, melainkan untuk diwariskan. Sebab mereka tahu, pendidikan bukan warisan darah, tetapi tekad yang ditanam dengan keringat.

Rabu sore (17/9/25), kami kembali mewawancarai Fajri. Dengan nada yang malu-malu ia berkata bahwa ia akan segera masuk kuliah tanggal 20 September.

“Iyo bang, Alhamdulillah mulai kuliah tanggal 20 September dengan agenda masa pengenalan dulu, Mata Natsir (Masa Ta’aruf Mahasiswa Universitas Mohammad Natsir) 6 hari acara nyo bang,” katanya.

Alumni Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) Tobek Godang itu akhirnya menjatuhkan pilihannya pada Program Studi Administrasi Publik, setelah berdiskusi panjang dengan ayah dan ibunya.

“Ma ambiak Administrasi Publik jadinyo bang,” ujarnya mantap.

Menutup perbincangan, Fajri menyampaikan pesan untuk teman-teman sebaya yang terkendala biaya:

“Belajar sungguh-sungguh, kalau bis usahoan mandapek an KIP, dan juga cari caro untuak maringanan beban urang tuo.” katanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *