Imbas dari longsornya kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Kota Payakumbuh pada Rabu 20 Desember 2023 lalu membuat puluhan pemulung yang dominannya warga Taratak Padang Karambia yang biasa mencari barang bekas kini lumpuh total.
Salah satu pemulung, Dirja mengatakan dengan ditutup sementaranya TPA Regional pada Kamis (21/12) lalu juga menutup mata pencaharian para pemulung yang tidak memiliki pekerjaan sampingan selain mulung. Menurutnya ada 40 orang yang bekerja sebagai pemulung di TPA Regional Payakumbuh, baik itu laki-laki dan perempuan.
“Kita lumpuh total, kami gak bisa mencari. Kalau tetap masuk nanti ketika pemulung ke bawah takut terjadi longsor susulan dan memakan korban. Semuanya kena longsor, hampir sekitar 2 hektar lebihlah,” kata Dirja saat ditemui sudutpayakumbuh.com di lingkungan TPA Regional Payakumbuh, Sabtu malam, 30 Desember 2023.
Menurut keterangannya Dirja bersama istrinya Jubaidah ialah pemulung pertama di TPA Regional Payakumbuh, sudah delapan tahun hidup sebagai warga Taratak yang sebelumnya berdomisili di Bekasi, Jawa Barat. Sehari memungut barang bekas dan perkakas di antara tumpukan sampah mendapat kisaran 300 kilogram yang uangnya cukup untuk keluarga.
“Saya lama mulung di sini, sampai akhirnya warga sini ikut sama bapak. Daripada pengangguran kan lebih baik mencari ke bawah (red-TPA), yang penting kerjaan ini halal. Pas tahu longsor, bingung mau kerja gimana, dibuka pun belum tahu kapan karena belum ada keputusan dari dalam” ujarnya.
Ia juga menyampaikan karena tinggal di dekat gerbang TPA Regional kemungkinan pihak kantor sedang melakukan perbaikan terlebih dahulu. Melihat kondisi aman atau tidaknya untuk dimasukkan limbah sampah lagi ke dalam.
“Semoga jika selesai bisa diizinkan kembali mencari barang pelan-pelan. Tergantung dari Padang kan. Kalau gak boleh ya gimana lagi. Paling Bapak pulang kampung lagi ke Bekasi, terpaksa saya pindah, jangan sampai larut kali ditutupnya,” katanya.
Sama halnya yang dirasakan Dirja, pemulung lainnya, Ujang turut merasakan kesulitan akibat musibah ini. ia mendapat kabar longsornya TPA pukul 12.15 tengah malam, menurutnya saat kejadian itu tidak terdengar suara gemuruh longsor sampai ke rumahnya. Yang ada hanya suara keramaian orang-orang yang membahas kejadian longsor tersebut.
“Kalau dapat ya cepat di buka lagi karena kami sudah menganggur dan udah payah juga mencari keluar, kini terpaksa kerja yang lain. Kalau itu terjadi siang hari karena posisinya kami saat itu mencari barang ke bawah kita gak akan ketemu nih dan pasti udah makan korban 10 orang,” katanya.
Untuk diketahui TPA Regional Kota Payakumbuh ini menampung sampah tak hanya dari Kota Payakumbuh tapi juga dari Kota Bukittinggi, Agam, dan Lima Puluh Kota.