Payakumbuh — Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Disnakerperin) Kota Payakumbuh terus memperkuat pembangunan industri daerah melalui berbagai program strategis sepanjang tahun 2025. Fokus kegiatan diarahkan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia, mutu produk industri, pengembangan perwilayahan industri, hingga penguatan sinergi dengan Dekranasda serta pemerintah provinsi dan pusat.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kota Payakumbuh, Yasril, menyampaikan bahwa pelaku usaha industri kecil dan menengah (IKM) merupakan aset penting dalam pembangunan industri daerah. Karena itu, Disnakerperin secara konsisten melaksanakan berbagai pelatihan, sosialisasi, dan program pemagangan untuk meningkatkan kapasitas pelaku industri.

“Sepanjang 2025, kami melaksanakan beragam kegiatan peningkatan SDM industri, mulai dari workshop ecoprint, batik, bambu, rajut, hingga pelatihan manajemen usaha dan pembuatan website serta konten media sosial,” ujar Yasril.
Tercatat, kegiatan pengembangan SDM meliputi Workshop Ecoprint, Kerajinan Bambu, dan Batik masing-masing untuk 15 IKM, Sosialisasi Kredit Usaha dan Perpajakan bagi 30 IKM, Pelatihan Manajemen Usaha Industri bagi 15 IKM, Pelatihan Rajut bagi 51 IKM, serta program magang batik dan ecoprint di dalam dan luar daerah.

Sementara itu, Kepala Bidang Perindustrian, Elya Harmi, menjelaskan bahwa peningkatan daya saing produk juga menjadi prioritas melalui fasilitasi sertifikasi dan perizinan. Pada 2025, Disnakerperin memfasilitasi sertifikasi halal gratis bagi 43 IKM, terdiri dari 40 IKM sertifikasi halal self declare dan 3 IKM sertifikasi halal reguler. Selain itu, sebanyak 35 IKM difasilitasi pendaftaran sertifikat merek.
“Standarisasi mutu dan legalitas produk sangat penting agar IKM kita mampu bersaing di pasar yang lebih luas,” jelas Elya.
Dalam aspek perwilayahan industri, Kota Payakumbuh mengembangkan klaster industri berbasis sentra IKM. Secara resmi, Payakumbuh memiliki empat sentra IKM, yakni Sentra Rendang, Sentra Makanan Ringan, Sentra Tenun, dan Sentra Bambu. Secara faktual, juga berkembang sentra lain seperti Batik, Rajut, dan Olahan Jamur, serta penguatan Kelompok Usaha Bersama (KUB).

Disnakerperin juga aktif melakukan verifikasi, monitoring, pengawasan, dan pemantauan pelaporan usaha melalui Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas). Dalam satu kunjungan IKM, dilakukan lima kegiatan sekaligus, mulai dari verifikasi teknis perizinan, updating data industri, pengawasan, pemantauan SIINas, hingga pelaksanaan Klinik Analisis Usaha (Klinik Anisa) keliling.
Ketua Dekranasda Kota Payakumbuh, Eni Muis Zulmaeta didampingi Wakil Ketua Dekranasda Yeni Elzadaswarman, menambahkan bahwa kolaborasi antara Disnakerperin dan Dekranasda menjadi penguat penting dalam pembinaan IKM sandang, kerajinan, dan ekonomi kreatif.
“Dekranasda berperan sebagai etalase promosi produk unggulan daerah. Dukungan Disnakerperin sangat membantu, mulai dari keikutsertaan event nasional seperti Inacraft, Jakarta Muslim Fashion Week, hingga Payakumbuh Creative Festival,” ungkap Eni Zulmaeta dan Yeni Elzadaswarman

Selain itu, Disnakerperin juga memfasilitasi berbagai kegiatan kementerian dan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, seperti program One Village One Product (OVOP), pelatihan CPPOB, bantuan peralatan KUB, pelatihan menjahit, serta fasilitasi sertifikasi halal bagi IKM.
Melalui rangkaian program tersebut, Pemerintah Kota Payakumbuh menegaskan komitmennya untuk membangun industri daerah yang berdaya saing, berkelanjutan, dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
