Categories Berita Sudut

GRBK Menjelang Satu Dekade: Ruang, Jalanan, dan Zine Anak Muda

Sembilan tahun bukan sekadar angka tentunya bagi Gerobak Kopi (GRBK), sebuah ruang nongkrong yang tumbuh dari sebuah kedai sederhana di simpang Benteng, Payakumbuh, usia sembilan tahun adalah penanda perjalanan kolektif. Lebih dari sekadar kedai kopi, GRBK telah menjelma menjadi titik temu kreativitas anak muda kota, tempat gagasan bertumbuk dan identitas jalanan menemukan bentuk.

Menjelang satu dekade keberadaannya, GRBK meluncurkan sebuah fanzine berjudul NGOPINI (Ngobrol Pekan Ini) Spesial 9EMURUH. Fanzine ini, menurut pengelola, bukan hanya dokumentasi masa lalu, melainkan peta perjalanan menuju dekade berikutnya. Ia hadir sebagai arsip semangat jalanan, custom culture, dan kegelisahan anak muda yang tak pernah padam.

Perayaan sembilan tahun itu dirangkai dalam dua malam diskusi. Malam pertama mengangkat tema Spirit Jalanan dengan menghadirkan RIvaldo dari komunitas motor Kreengkang, Andre dari Club Pedalz, dan Mawak dari Bluetown Skateboarding. Malam kedua mengambil tema Spirit Ruang, menghadirkan Yuda dari Ducktail Barbershop, Keron dari PYAC, serta Alif dari RATS Collective. Acara digelar pada Kamis dan Jumat, 2–3 Oktober 2025, mulai pukul 20.00 WIB di Gerobak Kopi, Simpang Benteng.

“Ini kan sebetulnya semacam merayakan kreativitas kolektif yang ada di Gerobak Kopi,” ujar Roni Keron, penggerak komunitas seni PYAC, dalam wawancara pada Selasa (30/9). “Ada beberapa kolektif yang memulai aktivitas kreatifnya di sini. Misalnya RATA Manajemen, komunitas sepeda Pedalz, skateboard Bluetown Skateboarding, motor Kreengkang, sampai barbershop Ducktail.”

Keron menyebut, bagi PYAC sendiri, Gerobak Kopi adalah ruang awal. “Saya, sebagai yang bergiat di PYAC, sudah memulai aktivitas kreatif di Gerobak Kopi semenjak kedai kopi ini benar-benar memulai dengan sebuah gerobak. Banyak kegiatan PYAC, ide-idenya dibenturkan di sini,” tuturnya.

Fanzine menjadi medium yang dipilih untuk menandai momen ini. Dalam era dominasi media sosial, keputusan kembali pada bentuk cetakan sederhana justru menjadi penegasan identitas. Zine, yang pernah populer sebagai buku saku anak muda dekade lalu, kini dihidupkan kembali untuk mengarsipkan geliat budaya Payakumbuh.

Bagi GRBK, fanzine ini adalah cara merawat memori. Sembilan tahun perjalanan bukan hanya soal kopi yang tersaji di meja, tetapi juga persahabatan, kolaborasi, dan daya hidup komunitas. Dari lingkaran sepeda hingga coretan skateboard, dari mesin motor hingga kursi barbershop, semuanya berdenyut dalam satu ruang kecil yang kini berusia hampir satu dekade.

Acara ini akan dipandu oleh Randi Reimena, seorang penggiat Sejarah asal Sungai Kamuyang.

“Kami mengundang teman-teman semua untuk duduk bersama, merayakan ini, dan memberi arah bagi jalannya kreativitas anak muda Payakumbuh ke depan,” kata panitia dalam pengantar fanzine.

Di tengah hiruk-pikuk kota kecil, Gerobak Kopi memilih tetap setia pada akar: kopi, jalanan, dan kegelisahan muda yang selalu mencari bentuk.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *