Lembaran Baru Pariwisata Nagari Sitapa

Jelang pukul 12.00 WIB siang, di saat terik panas matahari memasuki arena puncaknya, dengan berpakaian santai rumahan, Walinagari Sikabu-Kabu Tanjung Haro Padang Panjang atau yang biasa disebut Nagari Sitapa, Nofrizal menceritakan bagaimana awal mulanya pembangunan objek wisata di Nagari Sikabu-Kabu Tanjung Haro Padang Panjang yang beralih menjadi Kawasan Destinasi Wisata di Kecamatan Luak, Kabupaten Limapuluh Kota.

“Di Nagari Sitapa ini memiliki sekitar 6007 jiwa dengan luas wilayah 13,87 km atau sekitar 1.387 Hektar. dengan dominan pekerjaan warga sekitar sebagai petani sawah,” ucap Nofrizal di kawasan Bumi Sikabu 1.0  pada Sabtu (21/06/2025) siang.

Pembangunan objek wisata di Nagari Sitapa bermula pada tahun 2016 pada masa pergantian era pemerintah, yang ketika itu ia menjadi menjadi bagian perangkat nagari atau desa sebagai kepala jorong. Saat itu penugasan mulai melihat dan memetakan potensi nagari yang ada di Sikabu-Kabu.

“Darisana dilihat keunggulan daerah, nah Sikabu-Kabu ini sebagai pintu gerbangnya wisata dari Provinsi Riau dan berbatas langsung dengan Kota Payakumbuh. Letak geografisnya pun unggul dengan keindahan alam, petakan sawah balenggek, bebatuan kecil-kecil, dan minim sumber air, sehingga waktu itu tahun 2017  kami buat potensi unggulan Panorama Kayu Kolek,” ujarnya. 

Menurutnya seiring berjalannya waktu, objek pariwisata ini banyak disukai masyarakat yang berkunjung, namun lama kelamaan makin berkurang pengunjung yang datang dikarenakan infrastruktur yang tidak memadai atau tidak adanya maturizm. Sehingga di tahun yang sama juga Nofrizal berserta masyarakat di daerah tersebut membuka kembali sektor pariwisata baru.

“Beberapa tahun setelah itu, kita bangun Bumi Sikabu dengan mengembangkannya secara pribadi bersama saudara, dulu warung kopi biasa lalu bisa diterima oleh pasar dan sekarang pelan-pelan dikembangkan lebih baik lagi dengan hadirnya Bumi Sikabu 2.0 beserta penginapan untuk masyarakat yang datang,” terangnya.

Ketika Nofrizal dilantik menjadi Walinagari pada tahun 2021, ketika itulah ia bersama rekan-rekannya  melihat bagaimana hutan pinus yang ada di Nagari Sitapa memiliki daya ketertarikan tersendiri jika dikedepankan kepada masyarakat, dan hal ini juga bisa semakin menciptakan lapangan pekerjaan jika diolah sebagai destinas baru.

Meskipun demikian, kilas balik di tahun 2019, Nofrizal mengungkapkan terjadinya polemik Hutan Pohon Pinus yang berada di atas tanah ulayat nagari. Saat itu, adanya penebangan pohon pinus secara masif dan pinus tersebut tidak tercatat di aset kehutanan.

“Waktu itu satu orang menebang, dua orang menebang, hingga ramai yang menebang pinus, saat itu juga niniak mamak pun melarang, lepas penebangan yang berlangsung selama 2 tahun itu, kita lakukan pedekatan persuasif, cari solusi dan dorong terbangunnya BunMag di tahun 2023,” ujar Nofrizal

Meski suasana diringi angin sepoi-sepoi yang cukup kecang di lantai dua Bumi Sikabu 1.0, Walinagari Nofrizal tetap melanjutkan ceritanya. Menurutnya dengan lahirnya Badan Usaha Milik Nagari (BunMag) yaitu Folka Space sebuah usaha cafe yang berada di tengah Hutan Pinus Nagari Sitapa, cukup memancing gerakan warga lainnya untuk menciptakan sektor pariwisata lainnya seperti Sikabu Glamping yang berasal dari investor luar daerah.

Tak hanya itu, tepat pada April 2021 kunjungan masyarakat mulai stabil, sudah mulai terbentuknya  ekosistem pariwisata, dari objek menjadi kawasan pariwisata. Bahkan untuk sekarang sudah ada 10 objek wisata yang digarap dengan 108 pekerja lapangan yang merupakan anak nagari Sitapa.

“Kita tidak miskin dengan potensi yang ada, malahan untuk SDM nya saja kita siapkan dengan memperkerjakan anak-anak nagari setempat, sebisa mungkin kita berdayakan yang ada di dalam nagari Sitapa ini,” ujarnya.

Melalui kehadiran banyaknya sektor pariwisata yang ada di Nagari Sikabu-Kabu Tanjung Haro Padang Panjang, Nofrizal mengungkapkan juga banyak lahir prestasi dari Nagari Sitapa Kabupaten Limapuluh Kota ini.

Seperti di tahun 2023 mendapatkan Peringkat 4 Nasional untuk Desa Brilian oleh BRI Pusat, lalu di tahun yang sama meraih penghargaan dari Kemenkumham sebagai Nagari Paralegal Justice Award karena dianggap mampu mengurai konflik sosial, dan di tahun 2024 menyabet Juara 1 Nasional Regional 1 Lomba Desa Kelurahan oleh Kemendagri RI. (Laila Lubis)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *