Categories Warta

Pelantikan PD PERTI Sumbar Bakal Digelar: Apria Putra Filolog Asal Lima Puluh Kota Dipercaya Sebagai Kabid Tarekat dan Tasawuf

Pimpinan Pusat Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PP PERTI) resmi menetapkan susunan kepengurusan baru Pimpinan Daerah Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PD PERTI) Provinsi Sumatra Barat untuk masa bakti 2025–2030. Penetapan ini tertuang dalam Surat Keputusan Nomor 35/PP-PERTI/IX/2025 yang dikeluarkan di Jakarta pada 22 September 2025 bertepatan dengan 29 Rabiul Awal 1447 H.

Keputusan tersebut menindaklanjuti hasil Musyawarah Daerah (Musda) PERTI Sumatra Barat yang dilaksanakan pada 24 Juli 2025 di Auditorium Istana Gubernur Sumbar, Padang. Dalam Musda itu, disepakati komposisi dan personalia baru yang kemudian disahkan oleh PP PERTI setelah melalui rapat harian dan pertimbangan organisatoris.

Di dalam surat keputusan yang ditandatangani oleh Ketua Umum PP PERTI, Drs. H.M. Syarfi Hutauruk, MM, dan Sekretaris Jenderal, Drs. Zulhendri Chaniago, MM itu dengan melalui surat pemberitahuan bernomor 02/A/PD.PERTI-SE/IX/2025 tersebut, terdapat salah satu nama putra daerah Lima Puluh Kota, yakni filolog Apria Putra, MA.Hum.sosok yang tak asing lagi dalam dunia pernaskahan di Sumatra Barat. Dirinya dipercaya menduduki posisi sebagai Ketua Bidang Tarekat dan Tasawuf PD PERTI Sumbar.

Apria juga tercatat sebagai Dosen di UIN Sjech M.Djamil Djambek Bukittinggi dan juga tingkat Perguruan Tinggi di Ma’had Aly Syekh Sulaiman Arrasuli Canduang.

Pria yang bergelar Angku Mudo Khalis tersebut merupakan putra daerah Luhak Limo Puluah yang berasal dari Mungo, sebuah Nagari yang berada di Kecamatan Luak di Kabupaten Lima Puluh Kota. Ia mencatat bahwa telah mengumpulkan kurang lebih 350 manuskrip berupa karya tulis ulama Minangkabau dan 50 manuskrip berupa cap, gambar, dan lain-lain dari surau-surau. Naskah-naskah itu, termasuk di dalamnya ulama-ulama tua/ulama surau yang terbit di masa kolonial dan sekitar 70 tergolong manuskrip kuno.

Koleksi manuskrip tersebut di kumpulkan dalam perpustakaan yang ia beri nama Kutub Khanah Asyirah Naqsyabandiyah

Selain meneliti naskah dan mempublikasikan hasilnya dalam bentuk cetak, Apria juga menerbitkan tulisan tentang ulama-ulama kaum tuo Minangkabau di blog pribadinya, Surau Tuo, dan beberapa situs web seperti tarbiyahislamiyah.id dan jaringansantri.com, serta minangglobal.id.

Untuk karya berupa buku sendiri, di antaranya:

  1. Katalog Naskah Pasaman: Surau Lubuk Landur dan Masjid Syekh Bonjol (bersama Ahmad Taufik Hidayat dan Chairullah)
  2. Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX: Dinamika Intelektual Kaum Tua dan Kaum Muda (bersama Chairullah Ahmad)
  3. Tambo Surau Subarang: Pertalian Adat dan Syarak yang Teguh
  4. Ulama-Ulama Luak Nan Bungsu: Catatan Biografi Ulama-Ulama Luak Lima Puluh Kota serta Perjuangannya
  5. Ulama dan Karya Tulis: Diskursus Keislaman di Minangkabau Awal Abad 20, Ulama Minangkabau dan Sastra: Mengkaji Kepengarangan Syekh Abdullatif Syakur Balai Gurah

Dan masih banyak karya lainnya. Apria Putra sendiri ketika ditanya sudutpayakumbuh.com menjelaskan, ”Kita berharap agar kedepannya supaya tasawuf kembali mengakar, dan berkontribusi dalam perbaikan manusia seutuhnya, bukan hanya dalam ranah keagamaan, tapi juga berbangsa dan bernegara.” ujarnya Selasa (14/10/25).

Kata-kata itu melukiskan orientasi baru PERTI: menghidupkan kembali jalan sunyi kaum sufi, tapi dengan kesadaran modern yang berakar pada naskah-naskah tua, semacam dialog panjang antara masa lalu yang nyaris punah dan masa kini yang serba bising. Di tangan Apria, tarekat dan teks seakan menemukan ruang pertemuan baru: di antara debu sejarah dan cahaya spiritual yang terus menyala.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *