Payakumbuh — Wakil Wali Kota Payakumbuh secara resmi membuka Pelatihan Adat Kota Payakumbuh Tahun 2025 dengan tema “Penguatan Peran dan Fungsi Niniak Mamak” di Ruang Perpustakaan Umum Daerah Lantai 3 Bukik Sibaluik, Senin (8/9/2025).
Pelatihan yang diikuti 30 orang niniak mamak dari 10 nagari ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas dan kapasitas pemangku adat dalam melestarikan budaya Minangkabau sekaligus memperkuat peran mereka dalam pembangunan daerah.
Dalam sambutannya, Wakil Wali Kota menegaskan bahwa adat dan budaya bukan sekadar warisan, tetapi bagian penting dari pembangunan Kota Payakumbuh.
“Melalui pelatihan ini, kita berharap peran niniak mamak semakin kuat sehingga menjadi tonggak penting dalam pembangunan kota ke depan,” ujarnya.
Ia menyampaikan bahwa Pemko Payakumbuh terus berkomitmen menjadikan kota ini sebagai pusat literasi adat budaya Minangkabau. Wujud nyata upaya tersebut antara lain pengadaan museum budaya, penerbitan buku adat, pelestarian pakaian adat, hingga penyediaan alat kesenian tradisional.
“Payakumbuh merupakan daerah strategis dengan ragam adat dan budaya yang masih hidup di tengah masyarakat. Sebagai salah satu destinasi wisata budaya, kita ingin memperkuat sinergi antara pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan dalam perlindungan dan pengembangan adat,” jelasnya.
Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Payakumbuh, Yunida Fatwa, dalam laporannya menambahkan, pelatihan adat ini akan berlangsung selama tiga hari.
“Tujuannya untuk meningkatkan kualitas SDM kebudayaan dalam mendukung pengembangan dan pelestarian adat budaya di Kota Payakumbuh,” terangnya.
Ketua DPRD Kota Payakumbuh, Wirman Putra, turut menegaskan bahwa menjaga adat berarti menjaga jati diri masyarakat Minangkabau.
“Adat bukan hanya aturan, tapi cerminan identitas kita yang berlandaskan prinsip Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah,” ujarnya.
Ia menilai pelatihan ini menjadi momentum penting bagi generasi penerus agar tidak hanya unggul secara intelektual, tetapi juga kaya budi pekerti dan kearifan lokal.
“Semoga kegiatan ini menjadi bekal untuk memperkuat akar budaya sekaligus memperkaya nilai kehidupan masyarakat,” tambahnya.
Pelatihan adat ini turut dihadiri Ketua LKAAM, Staf Ahli Wali Kota, Kepala OPD terkait, camat se-Kota Payakumbuh, Ketua KAN, Ketua Bundo Kanduang Kota, serta perwakilan Bundo Kanduang Nagari se-Kota Payakumbuh. Kehadiran mereka semakin menegaskan pentingnya kolaborasi dalam menjaga adat dan budaya sebagai identitas sekaligus kekuatan pembangunan Kota Payakumbuh.
