Pemerintah Kota Payakumbuh menggelar sosialisasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) bersama Komisi IX DPR RI dengan tema “Bersama Mewujudkan Gizi Berkualitas untuk Generasi Sehat Indonesia” di Aula Ngalau Indah, Lantai III, Balaikota Payakumbuh, Rabu (6/8/2025).
Acara dibuka secara resmi Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Wal Asri mewakili Wali Kota Payakumbuh dan turut hadir anggota komisi IX DPR RI Ade Rezki Pratama, Tenaga Ahli Deputi Promosi dan kerjasama Badan Gizi Nasional (BGN), Anggota DPRD Kota Payakumbuh, Ketua TP PKK kota Payakumbuh.
Wal Asri menyampaikan kegiatan ini merupakan bentuk nyata implementasi visi presiden RI dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045 melalui pembangunan Sumber Daya Manusia yang berkualitas, sebagaimana tercantum dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2024 tentang Badan Gizi Nasional.
“Kegiatan Makan Bergizi Gratis ini adalah wujud kepedulian kita terhadap pentingnya gizi bagi tumbuh kembang anak. Kita semua tentu sepakat bahwa makanan bergizi bukan hanya sekadar mengenyangkan, tetapi juga pondasi bagi generasi yang sehat, cerdas, dan berdaya saing,” ujarnya.
Ia menambahkan, program ini diharapkan mampu memberi manfaat langsung kepada anak anak melalui pola makan beragam, bergizi seimbang, dan aman (B2SA) sekaligus menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya pola makan yang baik sejak usia dini.
“ Ini bukan hanya tugas sekolah atau orang tua tetapi menjadi tanggung jawab kita bersama,” ucapnya.
Pemko Payakumbuh telah menghitung jumlah sasaran penerima manfaat Makan Bergizi Gratis (MBG) ini mencapai 62.060 orang, terdiri dari siswa sebanyak 50.499 orang dan Bumil, Busui, dan Balita sebanyak 11.561 orang.
“Besar harapan kami pada Tahun 2025 ini semua Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kota Payakumbuh sudah dapat beroperasi dan dapat melayani seluruh Siswa-siswi, Bumil, Busui, dan Balita di Kota Payakumbuh,” ujarnya.
Sementara itu, Anggota Komisi IX DPR RI Ade Rezki Pratama menyampaikan bahwa masalah gizi masih menjadi tantangan besar dalam pembangunan kesehatan di Indonesia, mulai dari stunting, kekurangan zat gizi mikro, hingga obesitas.
“Hadirnya badan gizi nasional merupakan langkah stategis untuk memperkuat koordinasi lintas sektor, memperkuat intervensi berbasis bukti, serta memastikan kebijakan dan program gizi dapat dijalankan secara lebih efektif dan berkelanjutan,” ungkapnya.
Ia menekankan bahwa pemenuhan gizi optimal sejak dini memiliki dampak langsung terhadap kemampuan anak untuk belajar, berprestasi, dan berkontribusi pada masyarakat.
Menurutnya Visi Badan Gizi Nasional adalah Terwujudnya Modal Manusia Berkualitas untuk Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045 yang menekankan pentingnya kesehatan fisik dan mental yang optimal sebagai hasil dari status gizi dan pola makan yang sehat. SPPG dirancang untuk melayani 2.000–3.000 siswa dari 10–18 sekolah.
“Kami berharap seluruh elemen masyarakat baik dari Pemerintah Daerah, tenaga kesehatan, sektor swasta, masyarakat umum, dapat memahami fungsi dan peran badan gizi nasional, serta turut mendukung program yang akan dijalankan,” tutupnya.