Syahdan Hesa Teymorian (18), Siswa SMAN 1 Payakumbuh lolos 14 besar dalam ajang Water Rocket Competition 2025 yang digelar di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 7-10 Oktober 2025.
Sebelumnya laki-laki yang akrab disapa Tymo ini meraih Juara II Kompetisi Roket Air Nasional yang diadakan di Embung Giwangan, Yogyakarta. Kemenangan tersebut membawa Tymo meraih tiket menjadi salah satu delegasi Indonesia untuk berkompetisi di Universitas Sains Islam Malaysia (USIM).
“Dulu awal mulai lombanya dari Tingkat Regional Sumbar di Bukittinggi (29/9), saat di sana saya masuk 20 besar jadi lolos untuk ke Nasional di Yogyakarta (18/6) meraih juara 2, kemaren dari (7-10) Oktober Tingkat Internasional saya masuk 14 besar,” ungkap Tymo saat dihubungi sudutpayakumbuh.com pada Sabtu (11/10/2025).
Meski terhenti di 14 besar, bagi Tymo ini sudah merupakan sebuah kebanggaan dan prestasi yang mengharumkan nama pribadi, orangtua, sekolah, dan Sumbar khususnya Kota Payakumbuh.
“Di Malaysia Tymo cuma masuk 14 besar, tapi gapapa ini udah termasuk perjalanan yang cukup jauh bisaa sampai mengikuti ke Tingkat Internasional,” ujar Tymo.

Water Rocket Competition merupakan kompetisi bergengsi yang memadukan ilmu fisika, rekayasa teknik, dan kreativitas desain. Para peserta ditantang untuk mengubah teori aerodinamika, tekanan udara, hingga gaya dorong menjadi karya nyata berupa roket air yang mampu melesat tinggi dengan presisi.
Saat mengikuti kompetisi di USIM, buah hati Bapak Saputra ini menjelaskan bahwa Ia membuat roket air yang terbuat dari 2 botol soda bekas dengan ukuran 1,5 liter. Kemudian botol tersebut dihubungkan serta diberi sirip atau sayap yang terbuat dari Impraboard, untuk bentuk siripnya dibuat tergantung bagaimana kreatifitas masing-masing peserta.
“Setelah lomba ini Tymo bakal fokus ke lomba berikutnya yaitu lomba OPSI (Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia) yang sekarang sudah masuk ke tahap 2 nya,” ungkap Tymo.
Tak hanya itu, Tymo yang senang membaca buku-buku sains ini juga menyebut bagaimana awalnya Ia menyukai fisika sehingga menghantarkannya bisa mengikuti kompitisi Internasional ini.
“Tertarik sama fisika udah sejak SMP karena menurut Tymo fisika itu seru, bisa menjelaskan hal-hal yang terjadi di sekitar kita, kayak kenapa bola bisa melambung, kenapa roket bisa terbang,” ujarnya.
Menurut Tymo dalam hidup itu harus memiliki motivasi yang jelas, dan baginya ingin membuktikan kalau belajar sains itu tidaklah membosankan, ketika sudah tekun mempelajarinya, akan terbuka banyak peluang hingga sampai ke Nasional.
“Tymo ingin jadi ilmuwan atau insinyur di bidang teknologi penerbangan, semoga suatu hari nanti bisa ikut berkontribusi dalam pengembangan teknologi roket di Indonesia dan menginspirasi anak-anak muda lain untuk berani bermimpi besar di dunia sains,” ujar Tymo.
Dari prestasi yang telah diukir Tymo di Tingkat Internasional tentunya tidak terlepas dari dukungan dari orang-orang yang mengenalnya.
“Tymo sangat berterima kasih buat orang tua yang selalu mendukung, juga guru pendamping yang rela meluangkan waktu untuk latihan dan riset bersama. Buat teman-teman Tymo, terima kasih sudah kasih semangat, Tanpa kalian semua, mungkin Tymo nggak sampai di titik ini,” tutup Tymo.