SudutPayakumbuh.com – Selain menggelar upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional di GOR Singa Harau, Senin (2/5/2016), momen peringatan Hardiknas di Limapuluh Kota turut ditandai dengan ziarah ke makam tokoh pendidikan di Tabekgadang, VII Koto Talago, Guguak yaitu (Alm) Syekh Abdul Wahid ASH.
Wakil Bupati Limapuluh Kota Ferizal Ridwan mengatakan Hardiknas tahun ini dimaknai dengan keseriusan sebagai momen menyalakan pelita, menerangkan cita-cita, dan menyejahterakan rakyat dengan penguatan daerah. Hal ini diungkapkan Wakil Bupati Limapuluh Kota saat prosesi ziarah ke salah satu makam tokoh pendidikan asal Limapuluh Kota, Alm Syekh Abdul Wahid ASH.
Sebagai kalangan terdidik menurutnya, tidak hanya pelajar dan kaum pendidik saja, para pejabat di pemerintah daerah juga diminta lebih menghargai, tokoh-tokoh yang sudah berjasa mengembangkan pendidikan di daerah.
“Kami atas nama pemerintah daerah, minta maaf yang sebesar-besarnya kepada pihak keluarga dan Yayasan Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) di Tabek Gadang ini. Sebab, baru kali ini unsur pemerintah daerah bisa datang berziarah ke makam, Alm Syekh Abdul Wahid ASH,” kata Wabup Ferizal Ridwan, di hadapan pimpinan pesantren Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) Mulyadi dan para tokoh masyarakat serta ratusan siswa MTI.
Dalam kesempatan itu, Ferizal sempat menyentil, masih rendahnya inisiatif para pejabat untuk datang berziarah ke makam para tokoh pendidikan. Bahkan ia menyebut, pemerintah daerah bisa “kualat” jika sudah tidak menghargai para guru dan tokoh yang telah susah payah membangun kecerdasan melalui pendidikan.
Padahal, menurutnya kegiatan ziarah ke makam pahlawan atau tokoh pendidikan menjadi agenda prioritas sesuai arahan Kemendiknas secara nasional, untuk memperingati Hardiknas tahun ini.
“Saya rasa, ini yang perlu kita sadari bersama. Bagaimana, kita menghargai para pendahulu. Disamping itu, juga melalui kerja nyata, meningkatkan mutu pendidikan dan mengamalkannya, bagi kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Putra Lareh Sago Halaban itu menyebutkan akan menjadi sebuah keberkahan bagi pemerintah maupun masyarakat, jika terus mendo’akan dan mengenang jasa para pendahulu. Berbagai bencana yang terjadi di Limapuluh Kota, seperti banjir dan longsor bisa jadi akibat kekhilafan semua unsur karena tidak pernah memberi penghargaan atas jasa para tokoh dan pahlawan.
Ferizal menjelaskan pemaknaan Hardiknas yang jatuh setiap tanggal 2 Mei tahun ini, harus dimaknai dengan perbaikan harga diri, etos kerja sebagaimana wujud revolusi mental. Dalam kunjungannya tersebut, selain Wabup Ferizal, hadir Kepala Kemenag Gusman Piliang, Kabag Humas M Siebert serta sejumlah pejabat dinas pendidikan.
Pimpinan pesantren Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI), Mulyadi, mengaku sangat tersentuh, atas kunjungan ziarah perdana unsur pemerintah daerah yang dipimpin Wabup Ferizal ke makam, Alm Syekh Abdul Wahid ASH. Menurutnya, kepedulian pemkab saat ini, menjadi motivasi bagi pesantren MTI, mengembangkan mutu pendidikan kepada generasi penerus bangsa dan keluarga besar serta pesantren juga berniat ingin menjadikan makam Syekh Abdul Wahid menjadi kawasan wisata religi di Limapuluh Kota.
“Jujur, saya tersentuh atas kepedulian kepala daerah saat ini. Kami sebenarnya sudah lama berniat ingin menjadikan tempat ini sebagai wisata religi. Dibuat museum dan dilengkapi fasilitasnya. Kami sudah menyusun draft proposal, untuk diajukan ke pusat,” katanya.
Draft proposal itu, menurutnya akan dilayangkan ke Kemen PU-PR untuk usulan pembangunan perumahan pesantren di Tabekgadang. Kemudian juga kepada Kemenkes untuk melakukan pembangunan pos kesehatan. Tabekgadang.
“Ini merupakan daerah lokomotif pendidikan dan pembangunan di Limapuluh Kota. Warisan ini pun ingin kami kembangkan, untuk mambangkik batang tarandam,” katanya.
Usai menyampaikan keinginannya, hal tersebut langsung disambut baik Wabup yang merespon segala keinginan keluarga besar Syekh Abdul Wahid dan Pesantren MTI yang meminta dinas terkait segera merespon visi-misi tersebut. Ferizal pun juga berjanji akan membantu penambahan daya listik gedung pesantren dan laptop sebagai operasional.
“Ini potensi bagi kita. Bagaimana menarik pengunjung jika disini punya tempat wisata religi. Sentral pendidikan itu disini, bukan di Ujungbatu sana,” ujarnya berseloroh. (*)