Categories Warta

Musyawarah Tuo Silek Digelar, Supardi: Ini Adalah Upaya Meletakkan Kembali Silek Sebagai The Way of Life

Sudut Payakumbuh – Para tuo silek yang tersebar di berbagai wilayah di Sumatera Barat bakal bertemu untuk bermusyawarah di Payakumbuh, Sabtu 4 Juni 2022 hingga Senin 6 Juni 2022.

Kegiatan musyawarah tersebut difasilitasi oleh UPTD Taman Budaya Sumbar dan mengangkat tema Musyawarah Tuo Silek yang akan berlangsung di Kampuang Adat Balai Kaliki, Kanagarian Koto Gadang, Payakumbuh.

Musyawarah ini sendiri bertujuan untuk merumuskan strategi untuk meletakkan kembali silek sebagai the way of life atau sebagai pandangan hidup bagi masyarakat minang di ranah dan di rantau, khususnya kaum muda. 

Salah seorang fasilitator musyawarah, Zuari Abdullah mengatakan saat ini silek sebagai pandangangan hidup makin terlupakan dan silek saat ini lebih dimaknai sebagai ilmu beladiri atau cabang olahraga semata.

“Padahal silek tidak hanya sebatas itu, tapi lebih dari itu, dimana silek mencakup wilayah kehidupan yang lebih luas dan silek merupakan pandangan hidup yang sifatnya luas dengan nilai-nilai filosofis serta konsep yang terkandung dalam silek, bisa dipakai dalam banyak bidangan kehidupan, mulai pertanian, kesehatan, ekonomi, sampai politik,” katanya.

Buya Zuari menambahkan bahwa silek mengajarkan soal-soal seperti siasat politik, tata cara niaga, strategi diplomasi, dan bentuk-bentuk hubungan sosial lainnya. 

“Selain itu, silek juga mengajarkan bagaimana berhubungan dengan Yang Maha Kuasa, Allah SWT dan ajaran-ajaran tersebut telah dibentuk dan dikembangkan rupa oleh para leluhur jauh di masa lalu,” ujarnya.

Menurutnya, silek merupakan bagian dari sistem pendidikan klasik Minangkabau yang sudah ada sebelum masuknya pendidikan model barat dan silek merupakan sehimpun sistem pengetahuan, filsafat dalam bentuk gerak langkah yang sifatnya kongkret.

“Silek merupakan pedadogi klasik yang satu paket dengan surau dan di surau anak sasian (murid) dididik secara materi, di surau meraka mempelajari kaji serta di sasaran, termasuk dalam sasaran dalam arti yang luas yaitu kehidupan, para anak sasian mengamalkan kajian yang diperolehnya di surau,” kata peneliti dan praktisi silek yang telah menulis beberapa buku soal silek tradisi.

Namun menurutnya nilai-nilai yang ada dalam silek semakin dilupakan dan ditinggalkan dan silek sudah seperti sebuah barang kuno, inti ajaran silek semakin terabaikan, yang diambil hanya bentuk luarnya sebagai ilmu beladiri.

“Padahal silek adalah identias kultural orang Minang, the way of life orang Minang karena itu, perlunya musyawarah untuk merumuskan strategi serta pola-pola pengembangan yang tepat agar silek bisa bertahan dalam ekosistem budaya yang dinamis, relevan dengan dunia kaum muda, serta memberikan kontribusi pada kehidupan bersama dalam berbagai bentuk,” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa musyawarah penting untuk menjemput kembali nilai-nilai yang telah ditinggalkan, untuk mengmpulkan segala yang terlah terserak oleh laju jaman dan semua perlu dilakukan sesegera mungkin agar silek kembali menjadi the way of life-nya orang Minang. 

Sementara itu, Ketua IPSI Sumbar Supardi mengatakan musyawarah diharapkan kembali menjadi pembentuk karakter bagi masyarakat Minang karena sejauh ini masyarakat Minang telah terlalu terbuai oleh model-model hidup dan pembentukan karakter yang datang dari luar. 

“Sebaliknya, justru melihat dunia luar-lah yang perlu diperkenalkan pada silek yang merupakan produk masyarakat Minang sendiri, ibarat kayu perlu disilangkan dalam tungku agar menghasilkan api yang panasnya pas untuk menanak nasi,” kata tokoh asal Payakumbuh yang kini menjabat sebagai Ketua DPRD Sumbar dab mengalokasikan dana aspirasinya untuk kegiatan tersebut. 

Secara terpisah, Heru Joni Putra yang juga fasilitator Musyawarah Tuo Silek mengatakan dalam Musyawarah Tuo Silek nanti akan dirumuskan juga beberapa program untuk mendukung upaya menduniakan Silek. 

“Di sana akan dirembukkan cara agar pengetahuan mengenai silek dapat dikemas dalam berbagai bentuk, seperti koreografi, film, seni pertunjukan, serta publikasi ilmiah lintas disiplin dan lewat medium-medium tersebut, silek akan dipromosikan ke khalayak luas,” ujarnya.

Setelah Musyawarah Tuo Silek, Taman Budaya Provinsi Sumatera Barat juga akan menggelar Galanggang Silek Tradiasi di Agama Jua Caffe, Payakumbuh, pada 11-13 Juni 2022. 

Iven ini akan diisi oleh beberapa sasaran Silek TradisI dengan aliran masing-masing, serta berbagai seni pertunjukan yang berhubungan dengan Silek.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *