Menjelang qurban Dinas Pertanian Kota Payakumbuh mengimbau kepada seluruh toke hewan serta pengurus masjid untuk memotong sapi yang tidak produktif.
“Maksudnya betina produktif, jadi kita mengarah ke pemotongan sapi jantan karena mengkuatirkan nanti kondisi generasi penerus untuk peternak sapi,” kata Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kota Payakumbuh, Sujarmen saat ditemui sudutpayakumbuh.com di Rumah Pemotongan Hewan Modern Payakumbuh pada Jumat 23 Juni 2023.
Menurutnya setiap tahun di Kota Payakumbuh ada 1500-an atau 45 hingga 60 persen sapi betina di potong. Padahal sudah ada Undang-Undang No 41 tentang larangan pemotongan betina produktif.
“Kita udah punya undang-undang yang itu berada di kepolisian, kalau kita bagian teknisnya, kemarin kami turun untuk sosialisasi bersama Kepolisian, MUI, Kemenag, dan Kabagkesra kepada pengurus masjid dan toke ternak yang mengadakan penyediaan hewan qurban,” katanya.
Tak hanya itu untuk menghindari berbagai penyakit seperti Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan Lumpy Skin Disease (LSD) sebelum penyembelihan hewan qurban, Dinas Pertanian sudah mengatasinya dengan melakukan vaksinasi terhadap seluruh hewan ternak serta mengatasi masalah lalu lintas ternak.
Sujarmen mengatakan sudah sejak Senin ia bersama tim yang dibentuk dari lima kecamatan di Payakumbuh untuk turun ke lapangan guna memeriksa kondisi sapi baik dari segi umur dan penyakit.
“Seminggu ke depan sampai h-1 malamnya kita akan mengecek kondisi sapi tadi terkait penyakit dengan mengeluarkan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH),” ujarnya.
SKKH sudah dikeluarkan oleh Dinas Pertanian sebanyak 143 lembar yang berisi mengenai pengecekan kondisi kesehatan hewan, tentang penyakit PMK dan LSD. Karena menurutnya penyakit Mulut dan Kuku serta LSD ini mengkhawatirkan.
“Alhamdulillah terkait penyakit itu belum ada kita temukan, cuma kendala kita untuk hadapi lebaran ini ada toke yang datang saat pagi hari H lebaran itu, itu yang sering agak kurang tercek betul,” ujarnya.