Categories Warta

Mengintip Dapur Ina Boy, Usaha Kue Bolu Ikan Jadul di Balai Jariang

Usaha Aneka Kue dan Paniaram Ina Boy yang terletak di jalan Pejuang 45 No 11 Balai Jariang, Koto Nan Godang, Kota Payakumbuh sudah berdiri selama 30 tahun.

Saat ini generasi yang melanjutkan produksi kue ini dipegang oleh Yelly Aida (38 tahun).

“Awalnya usaha ini Ama yang pegang, kemudian diteruskan ke saya,” kata Yelly saat ditemui di rumah produksi kue pada Sabtu, 4 November 2023.

Yelly mengatakan produksi kue dalam sehari banyaknya sesuai dengan permintaan saja, dengan jenis kue yang diproduksi di antaranya ada kue bolu ikan, kue brownis original, dan kue batik.

“Kurang lebih produksi 8 karung sehari, kuenya di buat di rumah ini aja nanti yang mesan bakalan jemput langsung ke sini. ada yang jualannya jauh ke Riau dan lainnya,” ujarnya.

Meski lepas pandemi penjualan konsisten, Yelly bersama karyawan yang berjumlah sebanyak 22 orang itu sempat libur selama tiga bulan ketika menghadapi kesulitan di era COVID-19.

Tak hanya itu, memasuki musim buah pun ia menyebutkan untuk memproduksi kue-kue tersebut juga mempengaruhi jumlah kue yang akan dibuat.

“Kalau musim buah kurang produksinya, soalnya orang akan cendrung beli buah daripada ini. Sangat ngaruh apalagi kalau udah musim durian, gak banyak kita bikinnya,” ungkapnya.

Sementara itu, Yelly juga menjelaskan proses pembuatan aneka kue yang diminati kalangan orangtua dan anak-anak ini diawali dengan memecahkan telur sebanyak empat kertas, lalu diaduk menggunakan mixer dan diberi bumbu resep dapur andalan Ina Boy.

Jika adonan sudah mengembang kemudian ditambahkan tepung sedikit, setelah itu baru dicetak, di masak di dalam oven dan jika kue sudah masak, bisa langsung di kemas lalu dipasarkan.

“Tugasnya dibagi-bagi, ada yang buat kue ikan empat orang, kue batik empat orang, kue brownis tiga orang. Yang banyak diminati kue bolu ikan dan kue brownis. Kalau orang tua enak sama dia tu makannya diseduh sama teh atau kopi,” ujarnya.

Di dapur Ina Boy sendiri terkait sistem kerjanya dikatakan Yelly untuk proses produksi aneka kue dilakukan setiap hari.

“Namun terkadang sehari itu tidak penuh karena kadang ada oven yang mati dan kendala lainnya,” katanya.

Menurutnya untuk tukang ontak atau yang bagian pengadukan adonan setelah telur dipecahkan bekerja mulai dari setengah dua malam kemudian tukang membuat kuenya ada yang berdatangan pukul tiga pagi.

“Ada tiga orang yang datang jam segitu, nanti pulangnya jam 11.00 atau 12.00 siang. Selebihnya ada yang mulai dari jam 07.30 pagi dan pulangnya jam 14.00 siang. Cepat masuk cepat keluarnya. Jadi orang yang di belakang ini istilah gaji kerja berapa kuat segitu upahnya. Kalau yang di depan istilahnya borongan. Ada Rp30.000 sehari, ada Rp35.000, tergantung kecepatan tangannya,” jelas Yelly.

Ia juga menyebutkan aneka kue ini dibanderol dengan harga satu kue Rp400. Lalu untuk harga eceran Rp500, ada eceran Rp1.000 dengan modal per-pcs yang isi 10 Rp32.000, isi 13 Rp37.000 dan yang besar isi 12 Rp8.000.

“Tergantung orang yang ngambil berapa mau ia kasih ke orangnya. Kalau tiba di Riau nanti beda harganya, orang ambil ongkosnya dari situ kan. Semoga ke depannya usaha ini semakin sukses, biar usaha orang tua saya tidak sia-sia, jadi pertahankan saja,” ujarnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *